Biografi Andrea Hirata

BIOGRAFI PENULIS NOVEL
 ANDREA HIRATA



“Tak ada yang dapat dicapai di dunia ini 
tanpa usaha yang rasional.”  
― Andrea Hirata

Hallo, guys! Mungkin kalian sudah membaca artikel blog saya sebelumnya ya , mengenai Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. (Buat yang belum baca blogku sebelumnya, yuk dibaca, tidak rugi kok J)

Yups, artikel blog saya sebelumnya mengenai TETRALOGI LASKAR PELANGI karya Andrea Hirata. Mungkin kalian sudah sering mendengar nama penulis terkenal ini, namun masih bertanya – tanya ; seperti apa sih penulis yang satu ini? Atau kok bisa Andrea Hirata menulis buku yang menjadi sangat populer seperti Laskar Pelangi?


Yuk, simak kisahnya berikut ini! 
"HAPPY READING!"


Andrea Hirata
Nama lengkapnya adalah Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung pada tanggal 24 Oktober 1967, namun ada juga beberapa yang menyatakan bahwa beliau lahir pada tahun 1982.

Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong.

Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak memperlihatkan keperihatinan.



Profil dan Biografi Andrea Hirata


Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.


Sedangkan Hirata sendiri diambil dari nama kampung dan bukanlah nama orang Jepang seperti anggapan orang sebelumnya. Sejak remaja itulah, pria asli Belitong ini mulai menyandang namaAndrea Hirata.


Andrea tumbuh seperti halnya anak-anak kampung lainnya. Dengan segala keterbatasan, Andrea tetap menjadi anak periang yang sesekali berubah menjadi pemikir saat menimba ilmu di sekolah. Selain itu, ia juga kerap memiliki impian dan mimpi-mimpi di masa depannya.



Seperti yang diceritakannya dalam novel Laskar Pelangi, Andrea kecil bersekolah di sebuah sekolah yang kondisi bangunannya sangat mengenaskan dan hampir rubuh. Sekolah yang bernama SD Muhamadiyah tersebut diakui Andrea cukuplah memperihatinkan. Namun karena ketiadaan biaya, ia terpaksa bersekolah di sekolah yang bentuknya lebih mirip sebagai kandang hewan ternak.



Kendati harus menimba ilmu di bangunan yang tak nyaman, Andrea tetap memiliki motivasi yang cukup besar untuk belajar. Di sekolah itu pulalah, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya yang dijuluki dengan sebutan Laskar Pelangi.



Bertemu Dengan Bu Muslimah


Di SD Muhamadiyah pula, Andrea bertemu dengan seorang guru yang hingga kini sangat dihormatinya, yakni NA (Nyi Ayu) Muslimah.


Kegigihan Bu Muslimah untuk mengajar siswa yang hanya berjumlah tak lebih dari 11 orang itu ternyata sangat berarti besar bagi kehidupan Andrea. Perubahan dalam kehidupan Andrea, diakuinya tak lain karena motivasi dan hasil didikan Bu Muslimah. Sebenarnya di Pulau Belitong ada sekolah lain yang dikelola oleh PN Timah.

Namun, Andrea tak berhak untuk bersekolah di sekolah tersebut karena status ayahnya yang masih menyandang pegawai rendahan. “Novel yang saya tulis merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi seperti sekarang,” tutur Andrea yang memberikan royalti novelnya kepada perpustakaan sebuah sekolah miskin ini. Tentang sosok Muslimah, Andrea menganggapnya sebagai seorang yang sangat menginspirasi hidupnya. “


Berkat Bu Muslimah, Andrea mendapatkan dorongan yang membuatnya mampu menempuh jarak 30 km dari rumah ke sekolah untuk menimba ilmu. Tak heran, ia sangat mengagumi sosok Bu Muslimah sebagai salah satu inspirator dalam hidupnya. Menjadi seorang penulis pun diakui Andrea karena sosok Bu Muslimah. Maka, Andrea Hirata mengungkapkan ia menulis Novel Laskar Pelangi untuk Bu Muslimah. Yang didalam novel tersebut bercerita mengenai kehidupannya sehari-hari di SD Muhammdiyah bersama teman-temannya dan juga bersama sosok guru yang menginspirasinya, yaitu Bu Muslimah.

Andrea Hirata merupakan jantung dari novel yang berjudul Laskar Pelangi yang menjadi tercatat sebagai buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.


Sejak kelas 3 SD, Andrea telah membulatkan niat untuk menjadi penulis yang menggambarkan perjuangan Bu Muslimah sebagai seorang guru. “Kalau saya besar nanti, saya akan menulis tentang Bu Muslimah,” ungkap penggemar penyanyi Anggun ini. Sejak saat itu, Andrea tak pernah berhenti mencoret-coret kertas untuk belajar menulis cerita.



Menjadi Penulis Terkenal


Lebaran di Belitong. Kini, Andrea sangat disibukkan dengan kegiatannya menulis dan menjadi pembicara dalam berbagai acara yang menyangkut dunia sastra. Penghasilannya pun sudah termasuk paling tinggi sebagai seorang penulis. Namun demikian, beberapa pihak sempat meragukan isi dari novel Laskar Pelangi yang dianggap terlalu berlebihan.



“Ini kan novel, jadi wajar seandainya ada cerita yang sedikit digubah,” ungkap Andrea yang memiliki impian tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia yang terletak di pegunungan Himalaya. Kesuksesannya sebagai seorang penulis tentunya membuat Andrea bangga dan bahagia atas hasil kerja kerasnya selama ini.



Meski disibukkan dengan kegiatannya yang cukup menyita waktu, Andrea masih tetap mampu meluangkan waktu untuk mudik di saat Lebaran lalu. Bahkan bagi Andrea, mudik ke Belitong di saat Lebaran adalah wajib hukumnya. “Orang tua saya sudah sepuh, jadi setiap Lebaran saya harus pulang,” ujar Andrea dengan tegas. Di Belitong, Andrea melakukan rutinitas bersilaturahmi dengan orang tua dan kerabat lainnya sembari memakan kue rimpak, kue khas Melayu yang selalu hadir pada saat Lebaran.



Kendati perjalanan ke Belitong tidaklah mudah, karena pilihan transportasi yang terbatas, Andrea tetap saja harus mudik setiap Lebaran tiba. Terlebih lagi, bila ia tak kebagian tiket pesawat ke Bandara Tanjung Pandan, Pulau Belitong, maka mau tak mau Andrea harus menempuh 18 jam perjalanan dengan menggunakan kapal laut.



Perasaan bangga dan bahagia semakin dirasakan Andrea tatkala Laskar Pelangi diangkat menjadi film layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Riza. “Saya percaya dengan kemampuan mereka,” ujarnya tegas. Apalagi, film Laskar Pelangi juga sempat ditonton oleh orang nomor satu di negeri ini, Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. “


Menjadi seorang penulis novel terkenal mungkin tak pernah ada dalam pikiran Andrea Hirata sejak masih kanak-kanak. Berjuang untuk meraih pendidikan tinggi saja, dirasa sulit kala itu. Namun, seiring dengan perjuangan dan kerja keras tanpa henti, Andrea mampu meraih sukses sebagai penulis memoar kisah masa kecilnya yang penuh dengan keperihatinan.

Sekilas Pendidikan Andrea Hirata

Andrea mengenyam pendidikan tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas Indonesia. Ia juga menerima beasiswa dari Uni Eropa, ia mengambil program master di Eropa, pertama di Universitas Paris, lalu di Universitas Sheffield Hallam di Inggris.





Karya Novel dari Andrea Hirata
Berikut daftar novel yang ditulis oleh Andrea Hirata :


Novel Karya Andrea Hirata

  • Laskar Pelangi (2005) 
Laskar Pelangi adalah karya novel pertama dari Andrea Hirata. Karya pertama yang begitu membanggakan. Novel ini diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.

 Novel Laskar Pelangi bercerita mengenai kehidupan Andrea Hirata waktu masih bersekolah, tidak hanya itu novel ini juga menceritakan tentang 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di SD dan SMP Muhammdiyah di Belitung.

Seperti pada penyampaian diatas, teman-teman sekolah dari Andrea Hirata ia sebut dengan sebutan Laskar Pelangi. Tidak hanya menceritakan mengenai kisah dari sekolahnya, Laskar Pelangi lebih dari itu.

Laskar Pelangi sebuah sebutan bagi para Siswa yang bersekolah di SD dan SMP Muhammdiyah yang dimana nama tersebut diberikan oleh Bu Muslimah, salah satu seorang guru yang mengajar pada sekolah tersebut.

Sebuah novel yang mengagumkan dan begitu menginspirasi, pada tahun 2008 naskah dari Novel Laskar Pelangi diadaptasi menjadi sebuah film yang berjudul sama dengan novelnya, yaitu Laskar Pelangi.

  • Sang Pemimpi (2006)

Novel ke dua Tetralogi Laskar Pelangi.

  • Edensor (2007)

   Novel Edensor karya Andrea Hirata adalah novel ketiga dari Tetralogi Laskar pelangi yang diluncurkan dan menarik minat para pembaca. Novel ini bercerita tentang keberanian bermimpi, kekuatan cinta, pencarian diri sendiri, dan penaklukan-penaklukan yang gagah berani.
            Edensor menggambarkan mengenai kehidupan seseorang yang berubah akibat cinta. Segala sesuatu yang dianggap buruk olehnya berubah menjadi hal yang terasa indah, hingga tokoh mendapat beasiswa Uni Eropa. Dia merasa hidupnya indah setelah berjumpa dengan cinta pertamanya, A Ling. Dan merasa hilang saat cinta pertamanya meninggalkannya, hingga Ia menaklukkan daerah-daerah demi mencari cinta pertamanya, sampai dia menemukan desa Edensor yang pernah diceritakan A Ling kepadanya. Edensor menceritakan juga mengenai ditemukannya sepotong kecil mozaik hidup yang ditemukan satu persatu saat berkelana.

  • Maryamah Karpov

Novel ke-empat Tetralogi Laskar Pelangi

 


       Novel lainnya yaitu :
  • Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas (2010)
  • Sebelas Patriot (2011)
  • Laskar Pelangi Song Book (2012)
  • Ayah (2015)







Penghargaan Yang Diraih Andrea Hirata :
  • Pemenang Buch Awards Jerman 2013
  • Pemenang Festival Buku New York 2013 (general fiction category)
  • Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari Universitas Warwick 2015


Oiya guys, berikut ada video BIOGRAFI ANDREA HIRATA nih. 
Check it out!




“tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati... - Arai” 
― Andrea Hirata






















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Bumi, Tere Liye

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Perahu Kertas

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Dilan 1990 Karya Pidi Baiq