Sinopsis dan Unsur Intriksik Novel Maryamah Karpov

SINOPSIS DAN UNSUR INTRINSIK NOVEL MARYAMAH KARPOV


























Penulis: Andrea Hirata

Penerbit: Bentang Pustaka

Tahun Pertama Terbit: 2008

Jumlah Halaman: 290







Selalu menarik menyimak kelanjutan novel tetralogi karya Andrea Hirata. Novel tersebut dimulai dari seri pertamanya yakni Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endesor dan akhirnya bermuara di Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang. Masih sama seperti pendahulunya, novel yang satu ini masih mengambil tema pendidikan. Akan tetapi pada bagian akhir ini secara umum menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum sempat terjawab pada seri novel sebelumnya. Meskipun menurut beberapa pengamat, karya yang terakhir ini tidak sebaik karya yang sebelumnya, tetapi tetap banyak pembaca yang antusias menantikan kehadiran novel yang satu ini. Bagaimana kisah yang dimuat di dalamnya? Berikut SINOPSIS NOVEL NYA :

Sinopsis Maryamah Karpov 
KARYA : ANDREA HIRATA


     Buku ini berkisah tentang kisah pencarian A Ling yaitu cinta sejati Andrea Hirata (Ikal) walaupun akhirnya tidak terlalu bahagia. Pada bagian awal buku ini diceritakan kisah Ikal yang telah lulus dari Universitas Sorbonne, Farewell Party-nya di Prancis juga pada saat Ikal sampai di Belitong. Pada saat sampai di Belitong, Ikal naik bus dan bertemu kembali dengan tokoh yang dulu pernah membantunya dan Arai, yaitu Bang Zaitun . Ketika pulang ke desanya, Ikal tak lupa membawa baju dinas khusus untuk ayahnya, meski sebenarnya baju itu bekasnya ketika ia masih menjadi pegawai pos. sebab ia tahu, ayahnya pasti kan senang dengan baju dinas pemberiannya. Bagi ayahnya seseorang yang mengenakan baju dinas adalah orang terpandang dengan pendidikan tinggi. Hal ini teringat ketika ayah Ikal kecewa ketika ada undangan salah alamat yang dikirimkan ke rumah Ikal dengan isi naik jabatan. Padahal pada kenyataannya isi berita itu tidaklah ditujukan pada ayah Ikal. Meski dengan sejuta kekecewaan ketika ternyata nama ayah Ikal tidak disebut, ayah Ikal tetap dengan tegar menyalami dan mengucapkan selamat kepada rekan-rekan lainnya. Lalu pada kisah selanjutnya, ada kisah penyambutan Ikal di kampungnya. Dan di Belitong akan kedatangan dokter gigi dari Jakarta. Dokter Diaz namanya. Penyambutan berlangsung begitu meriah. Pada kisah selanjutnya diceritakan tradisi-tradisi orang Belitong (Melayu, Orang sawang, Orang besarung, Khek, Hokian, dsb) yaitu merubah-rubah nama orang juga taruhandi Warung Kopi (Warung Kopi yang terkenal adalah Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi). Juga diceritakan kisah Arai, saudara yang selalu ada dalam menggapai mimpi Ikal, yang mengelilingi Dunia bersama Ikal sampai menemukan sebuah desa Edensor yang tak pernah terjarah masa. Tetapanggun dengan sejuta pesona yang tak pernah luntur. Dia akhirnya menikah dengan Zakiah Nurmala, cinta pertama Arai yang begitu sulit untuk ditakhlukkan meski pada akhirnya luruh juga. Diceritakan pula kisah Ikal sakit gigi lalu disuruh dan dipaksa-paksa oleh Kepala Kampung yaitu Ketua Karmun untuk pergi ke dokter gigi baru dari Jakarta. Padahal Ikal trauma dengan yang namanya berobat ke Dokter. Disebabkan tragedi ketika Ikal melaksanakan kewajiban Sunat bagi seorang lelaki muslim. Dan hal itu membuatnya begitu fobia, meski pada akhirnya Ikal patuh juga akan desakan Ketua Karmun. Namun, seperti hal yang telah ia takutkan, tragedi itu terulang kembali saat pencabutan gigi Ikal. Mulai pada kisah selanjutnya dan Inti dari buku ini, pencarian A Ling. Awalnya diceritakan dibuku ini ada beberapa orang yang ditemukan mati di tengah laut. Dan kemungkinan mereka adalah salah satu kunci untuk pencarian A Ling karena mereka masih berhubungan keluarga dengan A Ling. Lalu Ikal memutuskan untuk membuat perahu untuk berlayar mencari A Ling yang kemungkinan hilang di gugusan kepulauan Batuan. Ikal pun bertemu kembali dengan sahabat-sahabat Laskar Pelanginya juga teman-teman Societeit de Limpai. Ikal bertemu kembali dengan Lintang, Mahar, Samson, Syahdan, Sahara, Trapani, Harun, A Kiong, Flo, juga Kucai. Dengan bantuan teman-temannya -apalagi Lintang dan Mahar yang banyak membantu Ikal membuat kapal. Ikal dapat membuat kapal tepat waktu. Pada masa pembuatan perahu, Ikal juga belajar bermain Biola Nurmi yaitu anak Mak Cik Maryamah . Akhirnya perahu pun jadi dan diberi nama Mimpi-Mimpi Lintang. Ikal, Mahar, Chung Fa dan Kalimut pun berlayar. Mereka bertemu Tuk Bayan Tula . Dulu siapa tahu A Ling disekap Tuk Bayan Tula. Mereka juga bertemu seseorang bernama Dayang Kaw yang memberitahu bahwa mungkin A Ling ada di Batuan dan disekap oleh sebuah Lanun bernama Tambok. Akhirnya, A Ling ditemukan di Batuan, dan mereka akhirnya bisa pulang. Sesampainya di Belitong, Ikal dipaksa lagi untuk kedokter gigi dan Ikal mau. Padahal ada orang yang sudah bertaruh bahwa Ikal tidak akan pernah ke dokter gigi. Pada akhir cerita, Ikal meminta izin kepada ayahnya untuk meminang A Ling tetapi… tidak diperbolehkan. Ayahnya memberikan isyarat berbeda yang selama ini tidak pernah ia tunjukkan,. Selama hidupnya keinginan Ikal selalu ia kabulkan. Meski sampai payah mengayuh sepeda berpuluh kilo hanya untuk memberikan yoyo bagi Ikal. Namun, disaat Ikal menginginkan hal yang selama ini ia impikan diakhir perjuangan pencariannya, raut wajah ayah Ikal menyatakan tidak……………. Jika ikal harus meminang A Ling……

Unsur Intrinsik dari Novel Maryamah Karpov sebagai berikut:

I. TEMA
                   Tema yang diambil dalam novel tersebut adalah tentang pengorbanan cinta seseorang kepada orang-orang yang ia sayangi, termasuk sang dambaan hati. Secara umum novel Maryamah Karpov ini menceritakan tentang kehidupan sosial masyarakat Belitong.

II. ALUR

     a) Tahapan Alur :

         • Tahap penyituasian : ketika sang penulis merindukan seseorang yang ia sayangi.
“…. Sesuatu kembali menyesaki dadaku. Aku ingin mengayuh sepeda kencang-kencang
melewati took itu, tetapi aku tak mampu beranjak. Hatiku terendam air mata rindu,
sungguh rindu, sampai rasanya aku membeku. Kemana lagi aku harus mencari A Ling?
Semua tempat telah kutempuh, semua orang telah kutanya, tak ada kabar beritanya, tak tahu rimbanya.” (halaman 195).

      • Tahap pemunculan konflik : “pisang-pisang kipas bernyawa, tiang-tiang bendera bertelinga. Tak tahu dari siapa, berita aku akan membuat perahu menyebar kemana-mana, dan aku dituduh sakit jiwa. Sampai-sampai aku tak berani melintas di pasar karena tak tahan berhari-hari dicela.” (halaman 237)

      • Tahap peningkatan konflik : “dengan aba-aba dari Lintang, pompa dihidupkan. Percobaan pertama, dan ternyata gagal. Sebab, ternyata sangat susah menggosongkan drum secara simultan. Empat drum melonjak ke permukaan, jelas tak mampu menggerakkan perhu sedikitpun. Perahu itu sangat berat seperti sebuah panser yang terbenam. Eksyen dan komplotannya berteriak-teriak girang melihat kami gagal….” (halaman 343)

         • Tahap klimaks : “sementara perahu-perahu anak buah Tambok makin
dekat. Lalu kudengar letupan-letupan senapan. Merekan menembaki perahu kami dengan senapan rakitan. Mahar menaikkan layar dan aku memutar haluan. Tujuan kami adalah timur dan angin barat serta merta mendorong kami.” (halaman 430)

     • Tahap penyelesaian : “di tengah hamparan ilalang, A Ling berdiri sendirian menunggu. Kami hanya diam, tapi A ling tahu apa yang telah terjadi. Ia terpaku lalu luruh. Ia bersimpuh dan memeluk lututnya. Matanya semerah naga. Ia sensenggukan sambil meremas ilalang tajam. Seakan tak ia rasakan darah menguncur di telapaknya. Ia menarik putus kalungnya, menggulungkan lengan bajunya, dan memperlihatkan rajah kupu-kupu hitam di bawah sinar bulan. Ku katakan padanya bahwa aku tak’kan menyerah pada apapun untuknya dan akan ada lagi perahu berangkat ke Batuan. Ku katakan padanya, aku akan membawanya naik perahu itu dan kami akan melintasi Selat Singapura.

       b) Macam Alur

            Dalam novel Maryamah Karpov, macam alur atau plot yang dipakai adalah    regresif atau sorot balik. Alur yang dipakai penulis dalam novel tersebut terdapat cerita mundur atau kilah balik ke masa lampau untuk menceritakan suatu permasalahan dan kadang untuk memperjelas sesuatu. Sehingga alur yang dipakai bisa disebut alur campuran.
Bukti :
      “sungguh menyedihkan keadaan sekolah kami sekarang. Dulu ia dikucilkan zaman, sekarang ia masih senyam sendirian. Kami tertegun bergandengan tangan. Tak seorang pun bicara karena kami terlena mendengar suara Bu Muslimah dari dalam kelas itu, gelak tawa, sedan tangis, bait-bait puisi, dan dialog sandiwara kami dulu. Lalu mengalun suara kecil Lintang menyanyikan lagu Padamu Negeri, hanya untuk menyanyikan satu lagu itu saja ia dengan gagah berani mengayuh sepeda empat puluh kilometer. Dari rumahnya di pinggir laut: Di kelas itu, meski suaranya sumbang, ia bersenandung sepenuh jiwa.”

III. PENOKOHAN

a) Tokoh dalam Novel
     • Ikal
     • Ayah
     • Ibu
     • Aria
     • Mahar
     • Lintang
     • A Ling
     • A kiong
     • Harun
     • Ketua Karmun
     • Tuk Bayan Tula
     • Dayang Kaw
     • Eksyen

b) Karakter dan Ciri Fisik Tokoh

      • Ikal : selalu ingin tahu (bukti: …aku penasaran ingin tahu, … {halaman 151} ), rambut ikal    (bukti: aku di panggil si Ikal, lantaran rambutku ikal {halaman 178} )

     • Ayah : berbesar hati (bukti : namun tiba-tiba menegakkan tubuhnya. Sejurus kemudian ia berjalan menuju kawan-kawannya. Ayah menyalami mereka satu per satuuntuk mengucapkan selamat {halaman 11} )

      • Ibu : sabar (bukti : menunduk, tekun, tak banyak cincong. {halaman 14})

      • Arai : penakut ( bukti: rasanya ingin aku terkencing-kencing. Aku dan Arai tak berani mendekat. {halaman 159} ), kurus (bukti: …, pria kurus tinggi nan penyakitan… {halaman 169} 

       • Lintang : pintar (bukti: aku merinding mendengarnya. Betapa spektakuler ide ini…. {halaman 330}

      • A Ling : cantik ( namun, jika cantik-A Ling contonya-tatapannya mampu mencairkan tembaga {halaman 131} )

     • Mahar: tidak putus asa (bukti: akhirnya, Mahar tanpa putus asa hanya tinggal satu harapan lagi yaitu bungkusan yang selalu dibawanya kemana-mana… {halaman 407} )

    • Kalimut: muka nampak tua ( bukti: ia seusia denganku tapi wajahnya tampak lebih tua {halaman 363} ), gigih (bukti: …sekecil itu ia telah mencari nafkah. {halaman 364} )

      • Chung Fa: periang (bukti: Chung Fa sangat periang… {halaman 364} )

     • Ketua Karmun: tak putus asa (bukti: dan, bukan Ketua Karmun namanya jika menyerah begitu saja… {halaman 438} )

    • Tuk Bayan Tula: sombong (bukti: Tuk memalingkan wajah… {halaman 406})

IV. LATAR

      a) Waktu
          Pada novel Maryamah Karpov, penulis menceritakan semua kejadian yang dialami penulis ketika berumur 24 tahun. Dimana ketika penulis sudah selesai menempuh mata kuliahnya di salah satu Unversitas bagus di Paris. Di dalam cerita di ceritakan kemudian hari-harinya dijalani penulis di tanah Indonesia yakni di Belitong hingga berumur 25 tahun.

     b) Tempat
          Pada novel Maryamah Karpov penulis banyak melakukan setting tempat di Belitong. Setting tempat yang biasa terpakai adalah rumah penulis, rumah Zakiah, Warung Kopi Usah Kau Kenang Lagi, Sungai Linggang, dermaga, Pulau Batuan, Pasar Ikan, Sekolah Dasar Laskar Pelangi, Toko Harapan Bangsa, rumah Puniai, dan lain sebagainya. Kejadian-kejadian banyak di alami di Belitong karena Belitong merupakan tempat tinggal penulis. Sehingga segala gerak-gerik penulis akan terawasi oleh Belitong. Waktu terjadinya cerita tersebut kira-kira saat penulis berumur 24 tahun.

      c) Sosial
          Kehidupan masyarakat yang ada pada kehidupan penulis yaitu kebiasaan atau adat istiadat dari warga Belitong tersebut yang merupakan tanah kelahirannya. Kehidupan sosial masyarakat sana cenderung obsesif. Seperti yang dilakukan penulis dalam cerita.

V. SUDUT PANDANG

      Penulis menulis novel Maryamah Karpov ini dengan gaya pengarang sebagai pelaku utama, sehingga dalam cerita tertera kata “aku” dan penulis juga sering mengungkapkan apa yang dirasa maupun dipikirnya dalam untaian kata yang indah.

VI. AMANAT

     Kita sepatutnya memperjuangkan cinta demi kebahagiaan hidup ini, walaupun cara untuk memperjuangkan cinta itu penuh dengan pengorbanan

• Dalam sebuah cerita disana digambarkan agar tidak berpoligami karena sudah ada bukti nyata akibat poligami.

• Sebaiknya masyarakat Indonesia harus mulai bisa menumpas ketelatan dalam segala bidang, karena jika tidak maka bisa saja merugikan diri sendiri. Walaupun kita tahu umunya masyarakat Indonesia bertabiat menyerahkan sesuatu sesuai deadline atau bahkan beberapa detik sebelum penentuan jam terakhir.

• Sebaiknya pemerintah tidak sibuk dengan kebahagiaannya sendiri, sehingga nantinya masyarakat kecil bisa sedikit tak terabaikan.

• Kegagalan adalah sukses yang tertunda,sehingga dengan seni dapat memberi ilmu untuk menyiasati hidup.

• Siapa yang menabur senyum , dialah yang akan menuai cinta.

• Seseorang yang menjadi sumber kekuatan terbesar adalah pula sumber kelemahan terbesar.

• Menurut ketentuan agama, tak boleh mendiamkan orang tua bertanya lebih dari tiga kali.

VII. Gaya Bahasa


      Gaya bahasa metafora memiliki pengertian membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lain tanpa mempergunakan kata-kata penghubung sebagai pembanding. Tetralogi adalah gabungan empat karya sastra yang berbeda. Tetralogi novel karya Andrea Hirata banyak menggunakan gaya bahasa salah satunya adalah gaya bahasa metafora. Tetralogi novel karya Andrea Hirata terdiri dari; Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bentuk, tipe, dan makna gaya bahasa metafora yang terdapat dalam tetralogi novel karya Andrea Hirata. Untuk mengetahui bentuk, tipe, dan makna gaya bahasa metafora yang terdapat dalam tetralogi novel karya Andrea Hirata digunakan metode simak dan metode catat dengan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari pengamatan dan mencatat. Adapun metode analisisnya menggunakan metode agih dan padan dengan teknik lanjutan teknik ganti, teknik padan referensial, dan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL).
    Penggunaan bentuk gaya bahasa metafora pada tetralogi novel karya Andrea Hirata berjumlah 206 data. Tipe gaya bahasa yang digunakan dalam tetralogi novel karya Andrea Hirata berjumlah 9 yaitu; Being, Cosmos, Energi, Substansi, Terestrial, Object, Living, Animate, dan Human. Makna yang terdapat dalam tetralogi novel karya Andrea Hirata adalah sumber ilmu pengetahuan, berusaha dengan sungguh-sungguh, selalu terdengar di dalam hati, dan lain-lain.

VIII. Gaya Penceritaan

            Gaya penceritaan Andrea Hirata yang di ambil dalam novel tersebut dari pengalaman atau kisah yang pernah ia lihat. Dalam menceritakan novel tersebut, ia menempatkan seolah-olah pembaca bisa terhanyut dalam kisah penceritaan dalam novel tersebut.

Kelebihan Novel Maryamah Karpov : 
Covernya sangat menarik, bergambar perempuan yang sedang main biola, membuat penasaran pembaca.. Apakah dia A ling ? A Ling adalah tokoh yang menjadi salah satu daya tarik para pembaca untuk membaca novel keempat ini. Ternyata perempuan itu bukan A Ling.. Dialah Nurmi. Kertas yang digunakan juga menjadi kelebihan novel ini, karena membuatnya menjadi ringan dan terlihat elegan.
Kelemahan Novel Maryamah Karpov :
Walau buku ini membuat orang yang membaca tidak bisa menghentikan bacaannya, buku Maryamah Karpov mempunyai kelemahan. Ada beberapa hal yang mengganjal setelah selesai membaca, antara lain tidak ditemukannya hubungan langsung antara judul dan bangunan cerita secara keseluruhan. 


Oiya, guys, berikut ada cuplikan Maryamah Karpov (Book Trailer) 



 ~Check it out!~





"Kalau aku susah, cukuplah kutangisi semalaman. Semalam suntuk. Esoknya aku tak mau lagi menangis. aku bangun dan tegak kembali"
- Andrea Hirata, Maryamah Karpov    Mimpi - Mimpi Lintang









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Bumi, Tere Liye

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Perahu Kertas

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Dilan 1990 Karya Pidi Baiq