Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Hujan Karya Tere Liye

SINOPSIS DAN UNSUR INSTRINSIK NOVEL HUJAN 




"Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan.” 
(Epilog, hlm. 318) 

-Tere Liye, Hujan



Hallo, guys! Karena artikel blog saya sebelumnya sudah mengenai novel karya Andrea Hirata, kali ini saya akan beralih dengan novel karya Tere Liye, Hujan.

"Happy Reading"



Judul        : Hujan
Penulis   : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Umum
Tahun terbit : 2016
Tebal buku : 320 hlm; 20 cm




Unsur Intrinsik : 

1.      Tema

Didalam novel ini terdapat berbagai tema yaitu: tentang persahabatan, tentang cinta, tentang perpisahan, tentang melupakan, dan tentang hujan.
2.      Tokoh  

·         Lail             : Seorang gadis yang pemberani dan memiliki jiwa sosial. Dia juga seorang gadis yang pintar dan berbakat.
·         Elijah          : Seorang fasilitator yang menjalani tugasnya dengan jujur dan professional.
·         Esok/Soke Bahtera   : Seorang ilmuwan muda yang paling terkemuka bahkan saat usianya baru tujuh belas tahun.
·         Marya        : Seorang gadis yang memiliki selera humor, dan memiliki jiwa sosial.
·         Ibu Lail       : Seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya. Bahkan hingga akhir hidupnya, ia masih memberikan dukungan kepada Lail.
·         Ayah Lail  : Seorang ayah yang sangat perhatian kepada anaknya.
·         Wali Kota : Seorang public figur dalam keluarganya.
·         Istri Wali Kota : Seorang ibu yang mengangga Lail sudah seperti anaknya sendiri.
·         Claudia    : Mudah bergaul dengan orang lain dan tidak membeda-bedakan teman.
·         Ibu Suri    : Seseorang yang memiliki watak tegas kepada anak-anak panti.
·         Penumpang Kapsul Kereta: Tidak mau menuruti instruksi dari petugas atau memiliki sikap keras kepala.
·         Ibu Esok  : Sosok ibu yang selalu mengajarkan yang terbaik untuk anaknya.
·         Petugas Kereta : lebih mementingkan keselamatan penumpang daripada keselamatannya sendiri.
·         Marinir : Memberikan penyuluhan terhadap pengungsi yang berhasil selamat saat terjadinya gempa
·         Petugas Relawan  : Tidak egois dalam bertindak, memikirkan keselamatan penduduk
·         Pembawa Acara Televisi
·         Narasumber Dalam Acara Televisi

3.      Latar

·         Latar waktu

o   Pagi  :
            Pagi hari, berita tentang penduduk yang kesepuluh miliar     tersebar dimana-mana.
              Letusan Gunung Merapi dan Gempa Bumi terjadi pada pagi hari disaat Lail sedang berangkat ke sekolah barunya.
              Pagi ini pegunungan hijau dan lembah luas terhampar luas.
            Di Pagi harinya, Esok mengajak Lail mengunjungi sebuah tempat.
o   Siang
           Pada jam makan siang, Lail dan Maryam dipanggil mendadak oleh Ibu Suri
           Di siang harinya, diumumkanlah kelulusan Lail dan Maryam dari Sekolah Keperawatan.
o   Sore
           Baru kemarin sore dia menyaksikan sendiri ibunya jatuh ke lorong kereta gelap.
           Di sore hari, Esok mengajak Lail ke toko kue ibunya.
           Sorenya, dengan masih diliputi sukacita lulus dari sekolah, Lail dan Maryam tiba-tiba dipanggil ke kantor Ibu Suri.
o   Malam
            Malam pertama, Lail dan Esok menginap di rumah sakit yang merawat Ibu Esok.
           Malam kedua, Lail dan Esok menginap ditempat pengungsian.
         Malam hari, disaat hujan badai, Lail dan Maryam memberikan peringatan kepada penduduk Kota Hilir Sungai bahwa kota tersebut akan dituruni air bah.

·         Latar tempat

o   Trotoar
o   Stasiun kereta
o   Kereta bawah tanah/kapsul kereta
o   Ruangan 4 x 4 m kubik
o   Taman kota
o   Rumah Lail
o   Toko kue
o   Kolam air mancur Central Park
o   Rumah Sakit
o   Panti Sosial
o   Sekolah Keperawatan
o   Markas Organisasi Relawan
o   Stadion sepak bola/tempat pengungsian nomor 2
o   Tempat latihan relawan
o   Lubang tangga darurat
o   Sebuah kota yang memiliki teknologi yang canggih

·         Latar suasana

o   Mengejutkan
           Kereta kapsul berhenti secara mendadak karena adanya letusan Gunung Purba di belahan benua lain.
o   Panik
           Terjadinya gempa susulan di lorong kereta.
o   Tragis
          Ibu Lail jatuh ke dalam lorong kereta.
o   Senang  
           Lail menerima telepon dari ayahnya.
            Lail dan Marayam lulus tes yang dilakukan untuk menjadi seorang relawan.
o   Sedih
           Lail dan Esok berpisah sementara karena Esok akan diadopsi oleh seorang Wali Kota.
           Lail mengira Esok pergi dengan kapal raksasa tersebut bersama Claudia.
o   Bahagia
           Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari

4.      Alur

Alur novel ini yaitu alur maju mundur. Karena dimulai dengan keinginan Lail untuk menghapus memorinya tentang seseorang. Kemudian kembali  kepada kisah Lail saat berusia 13 tahun.
5.      Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga. Contohnya ; dia, ia, dan nama orang.

Sinopsis
Hujan
Novel hujan ini berlatar Bumi pada tahun 2050. Berawal dari seorang gadis yang bernama Lail yang mendatangi sebuah pusat terapi saraf untu menghilangkan semua kenangan pahit dalam hidupnya dengan menggunakan sebuah teknologi canggih pada masa itu. Terapi dimulai dengan memindai peta seluruh saraf otak Lail dengan ditemani seorang fasilitator bernama Elijah. Lail harus menceritak kisahnya dengan menjawab pertanyaan Elijah. Terapi tersebut dilakukan di ruangan 4 x 4 m kubik yang terlihat didesain terlalu sederhana.
Lail adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang ada tahun 2042 kehilangan kedua orang tuanya pada saat terjadinya gempa bumi yang dahsyat. Beruntunglah ada seorang anak laki-laki yang berusia 2 tahun lebih muda darinya bernama Esok yang menyelamatkannya. Esok un kehilangan 4 saudara kandungnya dan menyisakan ibunya yang mengalami kelumpuhan akibat gempa.
Kisah Esok dan Lail pun bermula setelah bencana terjadi. Mereka harus tinggal di pengungsian hingga kota bisa kembali pulih. Kota itu merupakan kota yang sangat maju dengan perkembangan teknologi canggih yang tersedia di kota itu, baik sebelum gempa terjadi maupun setelahnya. Pada saat itu kota kembali pulih dan pengungsian resmi ditutup, Lail dan Esok harus berpisah karena Esok diadopsi oleh Wali Kota dan Lail tinggal di Panti Sosial. Perpisahan inilah yang menggambarkan dua anak yang terpisah tetapi di masing-masing tempat, mereka menjalani kehidupannya dan mengejar mimpi-mimpinya.
Di Panti Sosial, Lail bertemu dengan Maryam yang merupakan teman satu kamarnya hingga suatu hari mereka bersahabat. Maryam adalah sosok seorang remaja yang memiliki selera humor, berjiwa sosial, dan teguh dalam mewujudkan impiannya. Persahabatan mereka digambarkan baik suka maupun duka. Mereka tidak hanya harus sekolah tetapi juga harus menjalani tugas-tugas mereka di Panti Sosial dan berhadapan dengan Ibu Panti yang bernama Ibu Suri yang terkenal tegas dan ketus tehadap anak- anak panti. Di panti inilah, Lail dan Maryam mengejar cita-citanya hingga mereka beranjak dewasa.
Pada suatu hari, Esok membawa Lail mengunjungi stadion. Kemudian dia menyampaikan kepada Lail bahwa sekitar satu minggu lagi akan diluncurkan kapal raksasa. Dan hanya sepuluh ribu orang yang terpilih secara acak yang dapat menumpangi kapal tersebut. Esok mendapatkan dua tiket. Wali Kota meminta  Lail supaya bisa membujuk Esok agar salah satu tiket yang dimilikinya diberikan kepada anaknya yang bernama Claudia. Hingga pada jadwal keberangkatan kapal, Lail mendengar informasi dari Istri Wali Kota bahwa salah satu tiket dari Esok, diberikan kepada Claudia. Lail pun beranggapan bahwa Esok pergi bersama Claudia. Lail merasa hatinya seperti tercabik-cabik. Akan tetapi, Claudia sebernarnya tidak pergi bersama Esok melainkan dengan Ibunya Esok.
Lail langsung memutuskan untuk menghapus ingatannya tentang Esok. Maryam panik dan langsung menyusul Lail untuk menghentikan perbuatannya. Akan tetapi, sudah terlambat. Lail sudah memulai melakukan terapinya. Elijah menjelaskan sekali lagi kepada Lail bahwa melupakan bukan jadi masalahnya, tetapi menerima.
Akhirnya Lail selesai melakukan terapi tersebut. Ternyata, ingatan Lail tentang Esok dan Maryam tidak ikut terhapus. Melainkan menjadi benang biru yang menunjukkan kenangan yang menyenangkan. Semua kenangannya, dipeluk erat-erat oloh Lail ketika terapi terakhir dilakukan.
Satu bulan kemudian, Esok dan Lail menikah di tengah teriknya matahari. Esok berjanji kepada Lail kalau dia tidak akan meninggalkan Lail lagi.


KELEBIHAN

Materi bahasa didalam novel ini cukup ringan dan mudah dipahami. Meski halamannya cukup tebal Namun dalam novel ini segala sesuatunya terasa pas. Alurnya tidak membosankan dan sudah sesuai dengan jalan cerita, tidak terasa di panjang-panjangkan atau dilambat-lambatkan. Bahkan di beberapa bagian ada yang dipercepat ceritanya. Jalan ceritanya senfiri tidak bisa ditebak sama sekali.
Banyak kejutan-kejutan yang terjadi dalam novel ini dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Misalnya adanya musim dingin berkepanjangan akibat efek gunung meletus. Kemudian karena campur tangan manusia, musim dingin ini berubah menjadi musim panas yang akhirnya menjadi malapetaka. Musim panas terjadi tanpa tahu kapan berakhirnya. Hujan juga tidak lagi turun ke bumi. Hal-hal seperti ini membuat imajinasi pembaca melambung tinggi.
Belum lagi dengan kecanggihan teknologi yang bisa membuat anting-anting sebagai pemandu online, sistem transportasi tanpa supir, alat komunikasi yang tertanam di tangan dan sebagainya. Semuanya terasa nyata dan pasti bisa terjadi di masa depan.
Tidak adanya daftar isi dan sinopsis di sampul belakang juga menjadi daya tarik tersendiri dalam novel ini. Hal ini akan membuat para pembacanya penasaran dan tidak ada pilihan lain selain terus membaca hingga akhir.
KEKURANGAN
Menurut saya, tokoh Lail dalam novel ini karakternya kurang kuat. Dia hanya seorang gadis lemah, cengeng dan tidak mempunyai inisiatif apa-apa. Keberhasilannya dalam berbagai hal di dalam cerita karena ajakan dari temannya Maryam. Tanpa Maryam, Lail tak akan bisa meraih apapun. Seharusnya sebagai tokoh utama, Tere Liye menempatkan Lail sebagai inisiator bukan tokoh yang mengikuti apapun kemauan temannya walaupun itu hasilnya baik juga.
Beberapa bagian dalam novel ini menyatakan kalimat “secanggih-canggihnya teknologi, tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan Tuhan”. Hal itu dipahami oleh semua orang di dalam cerita. Namun demikian entah kenapa Tere Liye tidak menempatkan para tokoh di dalamnya untuk berdoa dan beribadah. Tidak ada satupun bahasan agama didalam novel ini, semuanya hanya membicarakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulai dari awal hingga akhir halaman, saya bertanya-tanya kira-kira agama para tokoh ini apa za?, ini terasa janggal sekali bagi saya.
Beberapa typo juga saya temui dalam novel ini, yang paling kentara dan bikin kening berkerut adalah tentang tugas pertama Lail dan Maryam. Di halaman 120 tertulis “Jika kalian bersedia, setelah menerima pin besok pagi, kalian akan ditugaskan segera di Sektor 3 selama liburan panjang”. Namun, dalam halaman 135 tertulis, “Pagi ini kami berangkat ke Sektor 4, Penugasan pertama dari organisasi”.  Sebenarnya Lail itu ditugaskan di sektor 3 atau 4? Semoga cetakan selanjutnya ada jawaban dan bisa diperbaiki.
PENUTUP
Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada dalam novel ini, namun saya cukup puas setelah membacanya. Ada senyum yang terukir pasca membacanya. Efek dalam cerita novel hujan ini juga membekas hingga beberapa lama. Masih terbayang-bayang adegan-adegan yang terjadi dalam cerita dan membuat saya tidak bisa move on dalam seminggu. Yang pasti novel ini telah sukses membuat saya bermain imajinasi dunia masa depan.
Oiya guys, berikut ada video rewiew buku Hujan (Tere Liye)
'Check it out!'





"Hidup ini memang tentang menunggu. menunggu kita untuk menyadari, kapan kita akan berhenti menunggu.” (hlm. 228)
― Tere Liye, Hujan


"Tidak ada kabar adalah kabar, yaitu kabar tidak ada kabar Tidak ada kepastian juga adalah kepastian, yaitu kepastian tidak ada kepastian."
- Tere Liye, Hujan

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Bumi, Tere Liye

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Perahu Kertas

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Dilan 1990 Karya Pidi Baiq